Senin, 01 Juni 2015

Romantika Katek dan Boiler


                         

   Setelah kejadian itu terjadi kini dalam kandang kayu yang rentan kropos  itu hanya tersisa satu ayam. Ayam itu tetap bertahan, dari penyakit ganas yang sering menimpa unggas lainnya. Yaa.. penyakit itu sangat ganas bagi kaum ayam, sebab ayam bisa pusing, meriang, masuk angin, nyeri-nyeri dibagian tertentu, sesak nafas, panas tenggorokan, susah buang air besar pada tempatnya, pantat tersumbat, kutu menahun dan lain-lain. Penyakit itu adalah flu burung, flu yang ditularkan oleh burung, burung yang ngak punya burung.. ehhh maksudnya burung yang punya burung tapi bentuknya bukan kayak burung. Nah itu sudah, kita ngak perlu panjang lebar bahas burung. Kita kembali ketopik, yahh ayam yang tersisa itu adalah seekor ayam pada umumnya, tapi dari spesies yang berbeda. Dia berasal dari spesies ayam katek, ayam yang berpostur kecil namun lincah dan gesit.

   Sekarang sudah 1 bulan ayam itu sendiri, dia melewati hari-harinya dengan sendiri, makan sendiri, tidur sendiri, berkokok sendiri, dan poop pun sendiri. Hari terus bergulir, air terus mengalir, dan mata ayam katek pun berair. Yaa.. dia sedih, lebih tepatnya galau. Dalam kalangan unggas hal ini cukup fenomenal, karena bukan manusia saja yang bisa galau, tapi ayam juga bisa. Karena ayam juga ayam, jadi bisa saja itu terjadi, memang hal ini sangat sulit untuk diteliti secara ilmiah. Kita hanya bisa menyelami pikiran ayam saja, agar kita tau dia sedang galau atau tidak. Dari hari kehari sikap ayam katek makin aneh, biasanya dia berkokok seperti layaknya ayam biasa, tapi sekarang sudah berubah. Kokokkannya berirama lagu-lagu sendu dan melow. Si pemilik ayam pun merasa kasihan dan tersentuh hatinya, berbagai macam cara telah dilakukan sang pemilik ayam, namun hasilnya telur ayam alias nol. Akhirnya sang pemilik ayam berkonsultasi ke dokter hewan,

Si pemilik ayam: Dok.. ayam saya akhir-akhir ini memiliki keanehan yang tak seperti ayam biasanya, Dokter                : memangnya ayam bapak kenapa???
Si pemilik ayam: ayam saya sering murung dok, dia gundah gulana, geli tidak sah, dan geli sah.
Dokter                 : oh jadi gitu pak, keluhan lain ada?
Si pemilik ayam: ngak ada sih dok.. kayaknya cuma itu saja
Dokter                : jadi begini pak, ayam itu murung karena kesepian, sama seperti manusia. Manusia                    juga butuh pendamping agar tak kesepian. Mungkin itu penyebab ayam bapak merasa murung.
Si pemilik ayam: maksud dokter ayam saya harus kawin gitu, ya ngak bisa gitu dong dok. Ayam saya masih dibawah umur, belum saatnya dia menjalin hubungan resmi dengan ayam betina.
Dokter               : Bapak.. ini bukan masalah menjalin hubungan, tapi ini masalah penting. Masalah ini menyangkut masalah psikis ayam bapak. Jika bapak biarkan dia tetap seperti itu, bisa - bisa ayam bapak...
Si pemilik ayam: bisa apa dok??? (dengan raut wajah yang geram)
Dokter                : bisa-bisa ayam bapak...
Si pemilik ayam: bisa apa dooooooookk..??? (mulai mengepalkan tangannya)
Dokter                : bisa dibakar untuk lauk makan malam
Si pemilik ayam : hiks..hiks..hiks.. (mengusap air matanya sambil merangkul dokter, dan berbisik ke dokter. Kalo itu saya juga mau dok, uda lama ngak makan ayam.)
Dokter                : Jiaaaaaaaaa.... (-_-)

   Sepulang dari dokter, si pemilik ayam pun mengikuti nasihat dokter. Dia langsung bergegas mencari ayam betina untuk si ayam, tak tanggung-tanggung sang pemilik membuatkan sayembara untuk mencari calon ayam betina. Setelah memalui beberapa seleksi, dan ada yang tergeser, tereliminasi, terimunisasi. Saat memasuki 10 besar, persaingan mulai ketat seketat ikat pinggang. Semuanya masuk kategori, tapi sayangnya sang pemilik ayam hanya membutuhkan satu calon untuk sang ayam. Akhirnya setelah ditimang-timang kemudian ditimbang-timbang, terpilihlah satu calon ayam betina. Dia adalah ayam boiler kampung sebelah, dia sangat anggun dan menarik, hal inilah yang membuat pemilik ayam menobatkan dia sebagai juaranya.  Akhirnya ayam katek tak kesepian lagi, walaupun mereka tak satu kandang, tapi mereka mulai saling lirik melirik, hingga timbul benih-benih padi yang siap ditanam, ehhh salah... maksudnya benih-benih cinta. Sekarang ayam katek tak kesepian lagi, dia sudah bisa menikmati hari-harinya dengan ceria dan bahagia. Ayam boiler selalu menemaninya, disuasana suka maupun duka mereka selalu bersama.




   Namun kisah mereka harus berhenti atau bisa dibilang kandas ditengah jalan, lantaran sang pemilik ayam membawa ayam katek keluar daerah untuk mengikuti kompetisi ayam tingkat nasional. Sebelum sang pemilik dan si ayam pergi, sang pemilik ayam sudah mengirim si ayam boiler ke sahabat lamanya yang ada diluar negeri tanpa sepengetahuan ayam katek, lantaran sahabat lamanya itu tertarik dengan kelebihan ayam boiler tersebut. Sampai disana, ayam katek tersebut ternyata menjadi juara, dari sekian ribu ayam yang mengikuti kompetisi tersebut. Dengan perasaan bangga dalam hati, ayam katek berniat untuk menceritakan berita bahagia itu kepada ayam boiler. Saat si pemilik ayam dan ayam katek balik kerumah, ayam katek langsung cekatan berlari menuju kandang kesayangannya untuk menemui ayam boiler. Namun apa mau dikata, kandang yang dulunya diisi berdua itu, kini kosong tak berpenghuni. Ayam katek pun bersedih, ia menyesal telah pergi untuk mengikuti kontes tersebut, karena tak bisa menikmati perpisahan terakhir kali mereka. Ayam katek berharap si ayam boiler tetap ingat kepadanya dan tak melupakan kenangan-kenangan disaat bersama, serta menginginkan agar mereka bisa bersama kembali seperti dulu kala.