Pada zaman dahulu setiap malam nenek moyang orang nggoang melihat
sumber nyala di suatu tempat dari kampung yang mereka tinggal bernama hiher.
Karena sumber menyala itu dilihat secara terus menerus dari kejauhan muncul
niat mereka untuk melihat sumber nyala tersebut dari jarak dekat. Pada suatu
malam mereka berjalan menuju sumber cahaya, semakin dekat semakin jelas sumber cayaha
dan setelah mendekati tempat kejadian mereka menyaksikan sumber nyala api itu
ternyata berasal dari sebuah batu yang letaknya di tengah tengah puncak bukit,
lalu leluhur kampung nggoang memberi nama batu itu dengan nama watu nggoang
atau dalam bahasa indonesianya batu menyala.
Kemudian nenek moyang kampung nggoang
bersepakat untuk tinggal dan menetap di seputaran watu nggoang. Setelah mereka
menetap diseputar watu nggoang maka watu atau batu tersebut tidak lagi menyala.
Hanya sewaktu waktu ditengah malam tertentu batu itu akan menyala, sehingga
batu tersebut dianggap benda keramat oleh masyarakat sekitar sampai saat ini.
Sumber cerita ini saya dapat dari orang tua kandungku sediri keturuan yang
kelima dari almarhum mpo ongkol glarang pertama yang mendapat mandat atau SK
dari kesultanan bima, saya sebagai penerus penduduk nggoang ketika duduk dibatu
yang bersejarah tersebut terasa memiliki aura positif atau kekuatan yang
menyebabkan munculnya rasa diri menjadi besar.