Malam itu sama seperti malam biasanya suasana
terasa sunyi sepi, walau terangnya bulan mampu menerangi gelapnya malam.
Bintang masih terpaku duduk didepan sebuah kolam renang, ia berharap terangnya
bulan malam itu mampu menembus sisi gelap hatinya yang telah lama tak pernah di
isi cahaya cinta oleh seorang bidadari. Sudah sering kali Bintang melakukan hal
seperti ini puncaknya yaitu 2 tahun yang lalu, saat ia tamat dari bangku SMA.
Ada satu kenangan romantik yang tak akan pernah ia lupakan, entah apa yang
membuat ia menaruh harapan besar pada sosok wanita yang pernah ia sakiti itu.
Tapi itu semua tinggal kenangan, sekarang keberadaan wanita itu tak tau entah
dimana.
Pagi harinya semua anggota keluarga sudah
berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan pagi yang telah dihidangkan
oleh Bibi Iyem. “Bintang! , Ayah dan Ibu nanti akan berangkat ke Air port jam
09:00 untuk terbang menuju Ukraina, karena Ayah dan Ibu ingin bertemu dengan
rekan bisnis Ayah untuk membahas sebuah proyek besar. Dengan wajah datar
Bintang mengangguk. Bintang adalah anak satu-satunya walau ia punya segalanya
tapi itu semua tak ada artinya bila dibandingkan dengan kasih sayang yang ia
inginkan dari kedua orang tuanya. Tapi ia tak seperti anak yang lainnya yang bila
tak diperhatikan dan tak pernah mendapat kasih sayang kedua orang tua, akan
melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Bintang sadar, melakukan hal seperti
itu tak akan menyelesaikan masalahnya justru akan menimbulkan masalah yang akan
merusak diri dan kehidupannya.
Bintang rajin beribadah, sholat lima waktu
tak pernah ia tinggalkan dan selalu membantu sesama yang kesusahan. Walau
hari-harinya selalu terasa sepi karena ditinggal kedua orang tuanya, tapi ia
punya Allah yang selalu menjaganya dari kesepian yang teramat panjang. Papa
mama berangkat dulu ya Bin jangan lupa
jaga kesehatanmu ya nak, seperti biasanya sebelum berpergian jauh kedua orang tuanya mencium
kening anaknya itu kemudian memeluknya.
Sehabis menyantap sarapan paginya Bintang lansung menuju ke mobilnya
untuk berangkat ke kampus, tapi sebelum ia menuju kampus ia mampir dulu ke
rumah sahabatnya Detra untuk sama-sama meuju ke kampus. Detra adalah sahabat
karib Bintang semasa SMA, semua seluk beluk problema permasalah yang Bintang
alami itu semuanya sudah Detra tau.
Berjarak 60 meter dari rumah Detra tampak
terlihat pria bertubuh besar dengan baju khasnya yang ketat dengan celana jeans
panjang yang sengaja dibolongkan agar terkesan lebih maco. Mobil Bintang
perlahan mendekati pria itu, dengan sedikit jahil Bintang membunyikan klakson
mobilnya. Pria itu kemudian berbalik arah “Kampret loe Bin” lirih Detra,
“Hahaha” Bintang tertawa. “Ayo cepet naik!” kata Bintang, “Siap komandan!”
sahut Detra. Sesampainya di kampus handphone Bintang bergetar, rupanya ada satu
panggilan masuk dengan nomor baru.
Dengan
cekatan Bintang langsung menjawab panggilan itu.“Halo benar ini saudara
Bintang?” tanya si penelpon, “Iya, ini dengan saya sendiri Bintang!” jawab
Bintang, “ maaf Bintang kami dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ukraina
ingin memberitahuakan bahwa pesawat yang Ayah dan Ibu anda tumpangi hancur
setelah ditembaki sebuah rudal misterius, diperkirakan tak ada korban yang
selamat” kata si penelpon. Belum habis si penelpon berbicara tanpa sadar sekejap
Handphone Bintang pun terjatuh ke tanah sekujur badannya bergetar dan lemas
nampak linangan air mata jatuh perlahan pelan. “Bin kamu kenapa?” tanya Detra,
“Ayah dan Ibu aku Tra!” jawab Bintang dengan mulut yang terasa kaku untuk
berucap, “Iya.. Ayah dan Ibu kamu kenapa?” tanya Detra, “Ayah Ibuku meninggak
dunia Det pesawat yang mereka tumpangi ditembaki rudal misterius” jawab Bintang
yang sudah tak sanggup membendung kesedihannya, “Innalilahi wainnalilahirojiun”
kata Detra.
Kenapa kedua orang tuaku secepat itu
meninggalkanku kenapa tidak aku saja yang mati, “sabar kawan, kita tak tau
musibah datangnya kapan!” kata Detra, kemudian merangkul sahabatnya yang lemah
tak berdaya itu. Sepuluh tahun berlalu setelah kejadian itu Bintang yang
sekarang adalah Bintang yang tegar dan sederhana karena semua harta peninggalan
Ayah dan Ibunya ia berikan untuk anak yatim dan fakir miskin. Kini ia tinggal
di gubuk tua peninggalan almarhum kakeknya, disana ia sehari hari mencari
inspirasi untuk membuat lagu lewat petikkan gitar kesayangannya.
Terdengar suara handphonenya berbunyi,
“Hallo, ini dengan Bintangkan?”, kayaknya Bintang bisa menerka suara ini. Ya
dia adalah Detra sudah lama ia tak jumpa lagi dengannya, “Bin ini aku Detra!”
kata Detra, “Iya Det aku selalu tanda suaramu kawan, gimana kabarmu skarang?”
tanya Bintang, “ Alhamdulilah baik Bin, gimana dengan kamu?”, “Alhamdulillah
baik Det”, sekarang aku mengerti arti hidup yang sebenarnya Det, dengan hidup
sederhana yang aku jalani sekarang ini. Itulah yang namanya perjuangan kawan,
“Oh ya Bin aku punya proyek baru kebetulan aku sekarang jadi menejer disalah
satu band” kata Detra, “ Wah sudah sukses rupanya kamu sekarang” sahut
Bintang, “kebetulan band yang aku
menejeri ini tak mempunyai gitaris karena gitaris yang dulu sudah keluar dari
band itu, apa kamu mau mengganti posisi gitaris itu?” tanya Detra, “wah mau
banget aku Det kebetulan sudah banyak lagu yang aku karang sekarang” jawab
Bintang,” bagus itu, besok kamu langsung ke kantor ku ya entar aku sms
alamatnya!” kata Detra, “siap Pak bos menejer” jawab Bintang.
Sesampainya di kantor Detra, Bintang lansung
dipersilahkan masuk oleh Detra ke tempat kerjanya. “wah gila kamu sekarang uda
berubah ya Det” kata Bintang, “hehehe
bisa aja km Bin” jawab Detra. “Tunggu bentar ya disini aku mau manggil band
yang kuceritain kemarin”kata Detra, Bintang hanya mengangguk iya. Setelah
personil band itu masuk ke ruang kerja Detra ada satu sosok wanita yang membuat
Bintang terpaku, ternyata dia adalah sosok wanita yang sudah lama ia cari-cari.
Ya dia adalah Citra sosok bidadari yang sering Bintang lamuni dulu, dengan wajah
penuh keceriaan Bintang lansung bersalaman dengan Citra.
Kamu
masih inget aku ngak, tanya Bintang, “ya masihlah, kamu ngak berubah ya Bin
kamu masih sama seperti yang dulu, jawab Bunga, ”Hehehe kamu ini ada-ada aja “
sahut Bintang dengan sedikit rasa malu. Bintang kemudian mendekati Detra lalu
berbisik kecil , “kenapa kamu ngak kasi tau kalo dia ada di band ini” kata
Bintang, “hehehe.. ini surprise buat kamu sobat, dia adalah vokalis band ini
Bin. Jadi siapa ini Bos menejer pengganti gitaris lama kita, sahut personil
band yang lain, “Ini dia perkenalkan namanya Bintang dia sahabat aku semasa
SMA, dia yang akan menggantikan posisi gitaris yang kosong”.
Seiring berjalannya waktu band mereka pun
terkenal dan berhasil diterima di masyarakat, banyak lagu-lagu band mereka
melejit menjadi hits di Stasiun TV dan Radio. Mereka sering tour ke beberapa
kota besar bahkan sampai go Internasional. Tak terasa kedekatan itupun mulai
terasa kembali, kini sang bidadari yang dulu sering ia lamuni berada didekatnya dan benih-benih cinta
itupun tumbuh diantara keduanya. Dua tahun kemudian Bintang menikahi bidadari
pujaan hatinya itu dan hidup bahagia sebagai pasangan musisi yang romantis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar