Setelah kejadian itu terjadi kini dalam
kandang kayu yang rentan kropos itu
hanya tersisa satu ayam. Ayam itu tetap bertahan, dari penyakit ganas yang
sering menimpa unggas lainnya. Yaa.. penyakit itu sangat ganas bagi kaum ayam,
sebab ayam bisa pusing, meriang, masuk angin, nyeri-nyeri dibagian tertentu,
sesak nafas, panas tenggorokan, susah buang air besar pada tempatnya, pantat
tersumbat, kutu menahun dan lain-lain. Penyakit itu adalah flu burung, flu yang
ditularkan oleh burung, burung yang ngak punya burung.. ehhh maksudnya burung
yang punya burung tapi bentuknya bukan kayak burung. Nah itu sudah, kita ngak
perlu panjang lebar bahas burung. Kita kembali ketopik, yahh ayam yang tersisa
itu adalah seekor ayam pada umumnya, tapi dari spesies yang berbeda. Dia
berasal dari spesies ayam katek, ayam yang berpostur kecil namun lincah dan
gesit.
Sekarang sudah 1 bulan ayam itu sendiri, dia
melewati hari-harinya dengan sendiri, makan sendiri, tidur sendiri, berkokok
sendiri, dan poop pun sendiri. Hari terus bergulir, air terus mengalir, dan
mata ayam katek pun berair. Yaa.. dia sedih, lebih tepatnya galau. Dalam
kalangan unggas hal ini cukup fenomenal, karena bukan manusia saja yang bisa
galau, tapi ayam juga bisa. Karena ayam juga ayam, jadi bisa saja itu terjadi,
memang hal ini sangat sulit untuk diteliti secara ilmiah. Kita hanya bisa
menyelami pikiran ayam saja, agar kita tau dia sedang galau atau tidak. Dari
hari kehari sikap ayam katek makin aneh, biasanya dia berkokok seperti layaknya
ayam biasa, tapi sekarang sudah berubah. Kokokkannya berirama lagu-lagu sendu
dan melow. Si pemilik ayam pun merasa kasihan dan tersentuh hatinya, berbagai macam
cara telah dilakukan sang pemilik ayam, namun hasilnya telur ayam alias nol.
Akhirnya sang pemilik ayam berkonsultasi ke dokter hewan,
Si pemilik ayam:
Dok.. ayam saya akhir-akhir ini memiliki keanehan yang tak seperti ayam
biasanya, Dokter : memangnya ayam bapak kenapa???
Si pemilik ayam:
ayam saya sering murung dok, dia gundah gulana, geli tidak sah, dan geli sah.
Dokter : oh jadi gitu pak, keluhan
lain ada?
Si pemilik ayam:
ngak ada sih dok.. kayaknya cuma itu saja
Dokter : jadi begini pak, ayam itu
murung karena kesepian, sama seperti manusia. Manusia juga butuh pendamping agar
tak kesepian. Mungkin itu penyebab ayam bapak merasa murung.
Si pemilik ayam:
maksud dokter ayam saya harus kawin gitu, ya ngak bisa gitu dong dok. Ayam saya
masih dibawah umur, belum saatnya dia menjalin hubungan resmi dengan ayam
betina.
Dokter : Bapak.. ini bukan masalah
menjalin hubungan, tapi ini masalah penting. Masalah ini menyangkut masalah
psikis ayam bapak. Jika bapak biarkan dia tetap seperti itu, bisa - bisa ayam
bapak...
Si pemilik ayam:
bisa apa dok??? (dengan raut wajah yang geram)
Dokter : bisa-bisa ayam bapak...
Si pemilik ayam:
bisa apa dooooooookk..??? (mulai mengepalkan tangannya)
Dokter : bisa dibakar untuk lauk makan
malam
Si pemilik ayam
: hiks..hiks..hiks.. (mengusap air matanya sambil merangkul dokter, dan
berbisik ke dokter. Kalo itu saya juga mau dok, uda lama ngak makan ayam.)
Dokter : Jiaaaaaaaaa.... (-_-)
Sepulang dari dokter, si pemilik ayam pun
mengikuti nasihat dokter. Dia langsung bergegas mencari ayam betina untuk si
ayam, tak tanggung-tanggung sang pemilik membuatkan sayembara untuk mencari
calon ayam betina. Setelah memalui beberapa seleksi, dan ada yang tergeser,
tereliminasi, terimunisasi. Saat memasuki 10 besar, persaingan mulai ketat
seketat ikat pinggang. Semuanya masuk kategori, tapi sayangnya sang pemilik
ayam hanya membutuhkan satu calon untuk sang ayam. Akhirnya setelah
ditimang-timang kemudian ditimbang-timbang, terpilihlah satu calon ayam betina.
Dia adalah ayam boiler kampung sebelah, dia sangat anggun dan menarik, hal
inilah yang membuat pemilik ayam menobatkan dia sebagai juaranya. Akhirnya ayam katek tak kesepian lagi,
walaupun mereka tak satu kandang, tapi mereka mulai saling lirik melirik,
hingga timbul benih-benih padi yang siap ditanam, ehhh salah... maksudnya
benih-benih cinta. Sekarang ayam katek tak kesepian lagi, dia sudah bisa
menikmati hari-harinya dengan ceria dan bahagia. Ayam boiler selalu
menemaninya, disuasana suka maupun duka mereka selalu bersama.
Namun kisah mereka harus berhenti atau bisa
dibilang kandas ditengah jalan, lantaran sang pemilik ayam membawa ayam katek
keluar daerah untuk mengikuti kompetisi ayam tingkat nasional. Sebelum sang
pemilik dan si ayam pergi, sang pemilik ayam sudah mengirim si ayam boiler ke
sahabat lamanya yang ada diluar negeri tanpa sepengetahuan ayam katek, lantaran
sahabat lamanya itu tertarik dengan kelebihan ayam boiler tersebut. Sampai
disana, ayam katek tersebut ternyata menjadi juara, dari sekian ribu ayam yang
mengikuti kompetisi tersebut. Dengan perasaan bangga dalam hati, ayam katek
berniat untuk menceritakan berita bahagia itu kepada ayam boiler. Saat si
pemilik ayam dan ayam katek balik kerumah, ayam katek langsung cekatan berlari
menuju kandang kesayangannya untuk menemui ayam boiler. Namun apa mau dikata,
kandang yang dulunya diisi berdua itu, kini kosong tak berpenghuni. Ayam katek
pun bersedih, ia menyesal telah pergi untuk mengikuti kontes tersebut, karena
tak bisa menikmati perpisahan terakhir kali mereka. Ayam katek berharap si ayam
boiler tetap ingat kepadanya dan tak melupakan kenangan-kenangan disaat
bersama, serta menginginkan agar mereka bisa bersama kembali seperti dulu kala.