Dimusim
akhir-akhir kegiatan belajar mengajar saat disekolah, disitulah moment
menyenangkan dan memalukan menyerang, mungkin lebih khususnya memalukan yang menyerang..
sebab disitulah otot-otot jantung kita akan ditest untuk debaran yang
sangat kuat (ini berlaku bagi siswa yang bisa dibilang pintarnya melewati batas
nalar dan uji manusia). Sebab disaat itulah nilai buruk dan baik kita sebagai
pelajar terlihat. Sebagai manusia yang menghirup oksigen dan berfotoselfiesintesis,
saya juga pernah mengalami hal yang sama seperti itu. Tapi itu dulu, duluuu
sekali.. mungkin sekitar 2 abad sebelum masehi dan sebelum negara api menyerang
secara random semua negara yang ngak mau jadi gank-nya.
Di pagi-pagi
buta, saya masih tertidur pulas.. dengan muka yang malas.. serta rintikan air liur yang tak jelas. Dengan kuping yang sedikit
mendengar suara segerombolan anak SD yang dengan gesitnya bangun pagi berlarian
kesana kemari, saya pun terhempas bangun dari kasur kemudian tidur lagi.
Sumpah.. itu anak SD mengganggu sekali, tak selang beberapa lama suara mereka
terdengar lagi.. tapi saya berfikir ya sudahlah namanya juga anak SD. Dan
disaat itulah saya menyadari makna filosofi dari segerombolan anak SD yang
lewat tadi, ternyata mereka menyelipkan pesan moral buat saya bahwa hari ini
adalah hari pembagian rapot bagi anak sekolah. Sungguh bijak anak-anak SD
tersebut.
Akhirnya
petualangan mimpi saya lanjutkan kembali, baru masuk bait pertama mimpi, saya
mendengar suara minta tolong dari kamar mandi rumah. Yang mungkin jaraknya
sekitar 3 kilo dari tempat saya tidur. Akhirnya saya pergi ke kamar mandi
tersebut dengan menggunakan taxi seusai turun dari taxi, saya langsung
menyelidikki ke tempat lokasi. Ternyata kegiatan mandi pada pagi hari itu
terhenti karena ada satu faktor yang mengharuskan kamar mandi harus diamankan.
Usut punya usut, ternyata ada tikus yang mencoba ingin merasakan gimana
bangganya bisa berenang sambil bermain
di lubang closed, mungkin sang tikus ingin melakukan hal yang berbeda dari
tikus-tikus yang lain. Ini tikus kurang kerjaan, dalam hati saya berkata “
syukur kamu saya yang temukan disini bukan KPK”.
Akhirnya tanpa
panjang kali lebar, sisi kali sisi.. sayapun mulai ambil posisi. Hal seperti
ini sudah sering saya lakukan dulu, tapi yang sekarang rasanya sudah berbeda..
mungkin karena jarang. Balok besar diluar rumah saya ambil dan mulai
mengeksekusi si tikus tanpa perlu diintrograsi terlebih dahulu. Bak!!! bok!! kedebak!!!
kedebok!!.. cedar!!! cedor!!!... akhirnya tikus lumpuh dan berhasil dimusnahkan
dari alam closed. Tapi setelah melakukan
hal tersebut, saya langsung mendapat tekanan batin dan psikologi saya bermasalah,
selama beberapa jam system kekebalan sensorik dan motorik saya terganggu..
terasa masih terngiang didalam ingat semua kejadian itu. Akhirnya saya melaukan
terapi pemulihan untuk memulihkan semuanya, syukur dengan terapi tersebut saya
bisa kembali seperti sediakala lagi.. kembali seperti manusia pada umumnya,
manusia yang bernafas dengan oksigen dan mampu berfotoselfiesintesis dengan
sempurna.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoqzcP4Ie_ZJ-iLaiim51vnqwALWmE2eU3UxxH4-n3MN97YWm_dYOW0ufHeUUAHd5g8AwuVXb4coIURPjnCUmE3qqZsBwKyjBB_GyWdMQ3kijqVNp1P36SjvPvtVfs-N-MmrlcHLlaeKfK/s320/Weapon+-+Colt+M73389.jpg)
Dan kembali
terdengar lagi kericuhan anak SD didepan rumah, tapi sekarang suara terdengar
lebih sedikit. Sayapun penasaran dan keluar rumah. Ternyata hanya ada dua anak
SD, yang satu memegang rapot dan satunya lagi tak memegang apa-apa. Dari sudut
jalan mereka sudah berteriak, memang tak jelas apa yang mereka teriakkan.. tapi
kayaknya mereka membahas tentang rapot mereka. Sebut saja yang memegang rapot
bernama Ucup dan yang tak memegang rapot bernama Icip. Sesampai dirumah Icip,
Ucup pun memamerkan rangkingnya dihadapan Ibu Icip.. dengan lantangnya Ucup
berkata “ Icip ngak dapet rangking tante, Ucup dapet rangking.. uda gitu
rangkingya tiga lagi”. Sang tante pun hanya bisa tersenyum sambil menahan
tawanya sedikit, tante pun menjelaskan kepada Ucup “ Ini sakitnya yang tiga
Ucup.. bukan rangkingnya, Ucup juga ngak pernah masuk 7 hari”. Sontak Ucup pun
terdiam sejenak, Ucup tak berkata apa-apa sedikitpun. Kemudian Ucup mengambil
rapot dari tangan Ibu Icip.. kemudian pulang kerumahnya. Saya yang ada pada
kejadian itu, merasakan hal yang lucu.. tak habis-habisnya saya tertawa,
Ucup ucup.. kamus sama polosnya seperti tikus tadi, sama-sama merasakan hal
yang membuat diri bangga seketika.